Minggu, 01 September 2013

MENGATASI BLOOMING ALGAE

MENGATASI BLOOMING ALGAE PADA KOLAM/TAMBAK

Cyanophyta - atau disebut juga dengan Cyanobacteriaadalah phylum bacteria yang mendapatkan energi melalui proses fotosintesis. Cyanophyta ini juga dihubungkan dengan istilah alga hijau biru atau blue green algae (BGA), meskipun sebenarnya mereka tidak mempunyai inti sel (nucleus), sehingga masuk kedalam golongan procaryote, bukan alga.
Selanjutnya Cyanophyta ini lebih dikenal dengan Cyanobacteriadan diklasifikasikan sebagai bakteri, dengan ciri - ciri mempunyai material genetic yang tidak terorganisir dalam ikatan membrannucleus. Akan tetapi Cyanobacteria mempunyai perbedaan mendasar dari bakteri yaitu pada umumnya mempunyai klorofil dan memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energinya.
Mengapa pada awalnya disebut sebagai BGA, karenaCyanophyta yang pertama teridentifikasi mempunyai warna hijau kebiruan (blueish green). Meskipun selanjutnya diketahui tidak semua berwarna demikian, ada yang berwarna hijau tua atau ungu.
Pengaruhnya pada Kualitas Air
Sebagaimana alga lainnya, Cyanophyta dalam proses fotosintesisnya menghasilkan oksigen terlarut dalam air yang akan dimanfaatkan oleh organisme dalam perairan tersebut. Cyanophyta juga mengahasilkan heterocyst yang mengandung enzim nitrogenase, yang merupakan unsur utama dalam pengikatan nitrogen (nitrogen fixation). Adapunheterocyst ini memungkinkan Cyanophyta mengikat nitrogen yang kemudian mengubahnya menjadi ammonia (NH3),nitrit (NO2-) atau nitrat (NO3-) yang dapat diserap oleh tumbuhan dan diubah menjadi protein dan asam nukleat.
Keadaan yang tidak diinginkan dalam pertumbuhan algae maupun Cyanophyta ini adalah terjadinya pertumbuhan populasi yang terlalu cepat (blooming). Blooming Cyanophyta biasanya mengapung di permukaan air (bersifat planktonik) dengan sel berbentuk filament yang memenuhi permukaan air. Apabila kemudian terjadi kematian massal (die off) dari populasi tersebut, maka akan terjadi penurunan oksigen terlarut (Dissolved oxygen) secara mendadak di perairan.
Cyanophyta juga dapat mengeluarkan zat beracun yang membahayakan manusia maupun hewan , termasuk udang. Zat beracun ini dapat menimbulkan pengaruh yang serius, bahkan menimbulkan kematian apabila terkonsumsi. Zat beracun ini disebut cyanotoxin. Terdapat lebih dari 70 macam cyanotoxinyang dikelompokkan menjadi beberapa type berdasarkan target serangan racunnya.
Pencegahan dan Penanggulangan
Melihat dampak negative yang mungkin ditimbulkan bila terjadi blooming Cyanophyta, maka yang paling penting sebenarnya adalah bagaimana melakukan tindakan pencegahan sebagai berikut :
-       1. Tidak berlebihan menggunakan pupuk
-       2. Tidak berlebihan dalam pemberian pakan, yang dapat meningkatkan jumlah sampah dalam tambak
-       3. Operasional kincir yang maksimal, dengan demikian tidak akan terjadi stratifikasi suhu air dan kondisi air terus bergerak. Cyanophyta lebih subur tumbuh pada air yang bersuhu hangat dan tenang.
Namun apabila sudah terjadi blooming, maka yang bisa kita lakukan adalah :
-     4. Mengidentifikasi jenis Cyanophyta yang tumbuh. Apabila berupa filament dan dalam jumlah yang sedikit, maka bisa dilakukan pembuangan secara mekanis dengan serok atau sipon. Hal ini harus dilakukan dengan cepat guna mencegah terjadinya kematian massal yang akan menurunkan oksigen terlarut.
-      Apabila blooming sudah sangat banyak, maka perlu digunakan bahan – bahan kimia yang direkomendasikan, misalnya :
1.    1.  Cupri sulfat (hanya boleh dilakukan pada saat persiapan air) yang dapat membunuh Cyanophyta.
2.   2. Kapur Ca(OH)2 dan CaO sebagai koagulan yang mampu menggumpalkan dan mengendapkan material, termasuk Cyanophyta.
3.    3. Melakukan sipon setelah perlakuan bahan – bahan di atas, sehingga Cyanophyta yang mati tidak menambah sampah di dasar kolam / tambak, yang bisa mengurangi oksigen terlarut di perairan kolam / tambak.